Friday 17 February 2012

SEPERTIGA MALAM TERAKHIR

Seharusnya aku tidak berangkat malam ini, namun tak ada firasat apapun yang mengabarkan bahwa ini malam bersejarah untukku. Aku harus menerima ini di sepertiga malam.
Pukul 11.15….
Dentuman suara house musik dan lincahnya gerakan DJ serta temaramnya lampu diskotik yang kerlap kerlip kadang samar kadang terang beraneka warna semakin membawaku ke suasana bahagia yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Jarum pendek di jam tanganku sudah menunjukan ke angka dua belas malam, sedangkan jarum panjang sudah tepat di angka sembilan. artinya sudah lewat tengah malam, pukul 00.45, namun suasana semakin malam semakin gemerlap dan ramai saja, orang-orang semakin berjubel. Ada yang menghentak-hentakkan kakinya saja, menggeleng-gelengkan kepala, mengangguk-angguk, mengerak-gerakkan badan bahkan ada yang menggeliat-geliatkan badannya menikmati sajian house music ditengah temaramnya lampu yang sengaja dimainkan untuk menambah asyiknya suasana.

Pukul 01.03….
Disudut belakang tak sedikit pria-pria yang hanya sekedar kumpul dan duduk-duduk saja dengan ditemani perempuan-perempuan cantik dan seksi dengan pakaian seadanya. Kepulan asap rokok dan bau alkohol yang menyeruak rupanya semakin membawa mereka pada kenikmatan yang mereka ciptakan sendiri. Sejam lalu aku hampir mengantuk, namun hentakan dan kejutan-kejutan dari DJ yang malam ini sengaja didatangkan dari Ibu Kota dan satu orang DJ bule memaksaku untuk lebih bersemangat menikmati malam di pub ini.
Malam ini aku dapat special discount karena aku dan kawan-kawanku sudah menjadi langganan diskotik terkenal di kota gudeg ini sudah sejak setahun lalu. Walau aku masih berstatus sebagai pelajar di sebuah sekolah menengah kejuruan, namun tak ada yang meragukan lagi kalau aku mengaku sebagai mahasiswa,.postur tubuhku yang tinggi,kulit bersih dan pergaulanku dengan teman-teman mahasiswa clubber. Beberapa event lomba model pernah aku juarai, pergaulanku semakin luas, teman-teman dari kalangan menengah keataspun semakin banyak. Kata orang wajahku tak kalah dengan model dan bintang film remaja yang sedang naik daun. Tak sedikit cewek-cewek seusiaku yang tertarik ketampananku, bahkan yang jauh diatasku banyak yang menyatakan suka dengan kharismaku. Bangga rupanya aku dikaruniai body dan wajah diatas pasaran. Pergaulanku luas, ramah, solider, aku pintar berbahasa inggris dan mengerti banyak resep-resep masakan oriental ataupun continental, maklum aku mengambil jurusan tata boga di sekolahku.

Pukul 01.27….
Gurauan, hentakan dan teriakan teman-temanku di club malam ini,tak terasa telah membawaku ke pukul 01.35, saatnya aku harus mengakhiri kongkow dan ngedate ku di diskotik ini. Saking asiknya, aku lupa bahwa besok akau harus bantu ibu untuk membuat pesanan cocktail dan pudding pandan dari langganan ibu yang akan membuat pesta ulang tahun. Ayah meninggal dunia enam tahun tahun ibuku buka usaha kecil-kecilan buatkan pesanan kue-kue khusus untuk pesta, oleh karenanya ibu memasukkan ku ke SMK dengan jurusan boga, agar kelak bisa menjadi koki, pembuat kue atau mungkin buka catering terkenal.

Pukul 01.46….
Suasana diskotik semakin ramai…harusnya aku tak kesini, namu apa daya, ajakan dan bujukan Leo, teman clubingku yang kuliah di perhotelan dekat sekolahku tak kuasa aku tolak. Sejak aku kenal Leo, mahasiswa pendatang dari Palembang, banyak perubahan pada sikap dan tingkah lakuku, aku mulai jauh dengan teman-teman dikampung yang sejak kecil bermain dan mengaji di madrasah depan rumah, mulai berani melanggar aturan di rumah dan kepada Ibu, mulai suka sering keluar malam, bahkan pernah aku mengusir teman-temanku, Imran dan Bila yang selalu mengajakku pengajian dii mesjid.

Pukul 01.50….
Semakin larut….musik semakin berdentum,Lama kelamaan letih juga tubuhku, mataku hampir 5 watt, mulai ngantuk juga. Akhirnya aku pamit Leo, rupanya dia masih belum mau pulang, aku pulang sendiri dengan mengendarai motor Leo. Dengan agak lunglai aku bergegas keluar dari diskotik tanpa menghiraukan teman-teman yang mengajakku agar jangan cepat-cepat pulang.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Berrrrr…..berrr…
Aku starter motor, suara knalpotnya memekakkakn telinga. Seperti setengah sadar kukendarai motor dengan kecepatan tinggi, tak menghiraukan kondisiku yang sedang mengantuk. Jarak dari rumahku ke diskotik ini sekitar setengah jam, rumahku di pemukiman padat penduduk di pinggiran selatan kota Yogyakarta. Jalanan tampak lengang dan sepi, semakin keluar kota, suasana semakin senyap,sudah tak banyak lagi kendaraan melintas di jalanan. Aku semakin ngebut……bahkan beberapa lampu merah aku labrak karena tak ada kendaraan lewat, tak ada polisi pula, lagian aku biasa dikejar polisi kalau aku dan leo naik motor di siang hari, dan tak pernah terkejar, melanggar lampu merah rupanya hal biasa bagiku..mungkin banyak polisi yang marah dan dendam kepadaku. Namun aku malah bangga bisa mempermainkan mereka….maklum selera pembalap.
Seperti malam ini, aku tak menghiraukan dinginnya malam yang menusuk kulit, aku hanya memakai celana jeans, kaos ketat dan helem cakil saja, lagi pula tidak ada polisi pikirku.
Berrr…suara mesin motorku semakin kencang, tak seimbang dengan mataku yang semakin ngantuk. Saat melintas di ringroad selatan, aku kembali melabrak lampu merah sambil ku belokkan motorku dengan kencangnya…
Dan….Braaaakkkk....
Rupanya kecepatan laju motorku tak seimbang dengan arah belokan yang terlalu menukik. Aku terjatuh, motorku terseret sekitar 10 meteran hingga aku terjungkal dan membentur aspal jalanan.
Braak…..
Kembali sebuah kejutan mengantarkan kepalaku terbentur pembatas jalan, helem cakilku pecah berkeping-keping, aku berusaha menahan kepala agar tidak terkena benturan, namun rupanya dalam kondisi seperti ini aku benar-benar sudah tidak bisa konsen lagi, sebuah benturan keras tepat mengenai pelipisku hingga aku tak sadarkan diri di sepertiga malam.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Suara ibu yang bercakap-cakap dengan seorang laki-laki di dekatku membangunkanku dari tidak sadarku. kata ibu aku sudah sepuluh jam tidak sadarkan diri di rumah sakit. Rupanya laki-laki tadi adalah dokter yang menanganiku sejak aku dilarikan ke rumah sakit ketika tak sadarkan diri akibat kecelakaan tadi malam, pelan-pelan aku membuka mata, kulihat ibu disampingku, tangan kirinya menggenggam tanganku, sementara tangan kanannya memegang tasbih, dari pandanganku yang agak kabur, aku melihat mata ibu sembab, rupanya sejak aku kecelakaan ibu tak henti-hentinya menangis sambil berdo’a. Tak jauh dari tempatku terbaring, Imran, Bila dan Nida teman dikampungku duduk terpaku sambil membaca Al-Qur’an.
“Ya Allah…apa yang telah terjadi padaku?” berulang aku ucapkan kalimat ini dalam hatiku.
“Kemana teman-teman clubberku? motor Leo?Oh…motor leo…dimana motor leo?” ingin aku tanyakan pada Ibu. Namun aku tak kuasa untuk berkata-kata, kepalaku sakit, seluruh tubuhku rasanya tak berdaya, mukaku pucat dan…pelipis kananku memar. Daerah pelipis inilah yang paling sakit aku rasakan, mungkin karena saat terbentur tak ada penghalang.
“Allah….Ya Allah…aku baru ingat Allah…siapa Allah?” hatiku bergumam semakin keras, badanku semakin sakit, tubuhku gemetaran menahan sakit. Walau sudah habis tiga tube cairan infuse sejak aku masuk UGD hingga sekarang.
“Ya Tuhanku…ampuni aku…ampuni salahku…aku tak ingin meninggal dulu…aku masih ingin membahagiakan ibu…aku belum menjadi koki handal untuk ibuku…” dalam sadarku, aku terus berkata didalam hati.
“Ya Allah tolonglah aku….”
“Ibu sayang kamu…Wildan…Ibu tak ingin kehilangan kamu…kamu satu-satunya harapan dan cinta Ibu…” suara ibu parau , tangannya gemetaran  mengelus-ngelus rambutku, mungkin terlihat sangat hati-hati khawatir menyentuh luka memar di pelipisku.
“Ya Allah….jangan ambil nyawaku…aku belum berbuat baik untuk ibu…”

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Seminggu telah berlalu dari kecelakaan itu, selama kurun waktu itu pula aku dirawat di rumah sakit ini, sampai akhirnya dokter merujuk agar aku periksa dan rawat inap di rumah sakit khusus mata.
“Ya Allah…apa yang telah terjadi dengan mataku?” gumamku
“Bu, ada syaraf antara mata dan telinga Wildan yang terputus…dan…Ibu harus bersabar menerima kenyataan ini, ini takdir Tuhan…satu-satunya jalan Wildan harus operasi dan jika operasi ini berhasil, tetap akan mempengaruhi kepada penglihatan Wildan, mungkin tidak bisa normal kembali” Dokter menyampaikan perihal itu kepada Ibu seraya terbata-bata. Ibu tersungkur tak sadarkan diri begitu mendengar perkataan Dokter.
“Ya Allah…jangan ambil penglihatanku…”

++++++++++++++++++++++++++++

Sejak pernyataan dokter itu, aku memutuskan untuk tidak operasi karena berbagai pertimbangan dan ketakutanku akan kegagalan operasi, aku memilih berobat jalan dengan harapan mataku akan kembali normal. Namun rupanya sudah menjadi kehendak Tuhan, semakin hari penglihatanku semakin memburuk dan…hingga suatu hari aku benar-benar tak bisa melihat, semua disekelilingku gelap, aku tak bisa melihat lagi wajah ibu. Gelap…semua gelap kulihat.
“Ya Allah…betapa aku sangat menyesal…telah kau ambil penglihatanku di usiaku yang masih muda…”
Berbagai perasaan berkecamuk dalam hati, kecewa, marah,…namun aku harus marah kepada siapa? Aku hampir putus asa, aku tak punya harapan lagi...yang ada hanya penyesalan yang dalam. Hari-hariku diliputi perasaan rendah diri dan malu…mau keluar rumah harus dipapah Ibu atau tetangga. Tak ada lagi kebanggaan sebagai pria yang dulu digandrungi banyak wanita dan setiap orang memandangku bangga.
 “Ibu….terima kasih…kau menyangiku sepenuh hati, maafkan aku tidak bisa membanggakanmu” doaku tak henti kupanjatkan setiapa saat. Saat ini aku hanya punya Ibu yang menemani hari-hari gelapku dan hanya bisa bekerja sebagai tukang pijat tunanetra. Rupanya teman-teman remaja mesjid yang dulu sempat aku usir dari rumahku karena selalu mengajakku mengaji menaruh simpati atas penderitaanku, hingga aku dikenalkan dengan seorang Ustadz Baihaqi yang mengajariku untuk ikhlas menerima kenyataan sebagai tunanetra. Bersama Ustadz Baihaqi aku mulai bisa membaca Al-Qur’an braile. Ya..membaca Al-Quran yang tidak pernah aku baca lagi semenjak aku beranjak remaja. Saat aku bisa melihat indahnya dunia aku sia-siakan kesempatan ini. Dulu, saat sepertiga malam terakhir, waktu yang indah untuk aku dekat denganNya tidak pernah aku isi doa dan munajat.
“Sekarang aku merasa sangat dekat denganMu Tuhan…setiap waktu seperti sepertiga malam …. sekarang aku menyesal”  Do’aku tak henti-henti aku ungkapkan saat menunggu pasien yang ingin menggunakan jasaku sebagai tukang pijat tunanetra.
“Tuhan….Aku ikhlas Engkau ambil penglihatanku”


Kisah nyata seorang sahabat di Yogyakarta Selatan

Thursday 9 February 2012

lirik Sapujagad


SAPU JAGAD 











Dunia ibarat ladang nan subur,
Tempat menanam pohon rahmat,
Bercabang jutaan kebaikan akhirat,
Beranting ketakwaan,berdaun kemulyaan,
Berbuah manisnya iman,

Dunia ibarat ladang nan subur,
Tempat menanam pohon rahmat,
Bercabang jutaan kebaikan akhirat,
Beranting ketakwaan,berdaun kemulyaan, 
Berbuah manisnya iman,
Robbana aatina Fiddun-yaa hasanah
Wafil aakhiroti hasanah Waqinaa ‘adzabannar
Ya Allah semoga beri hamba,
Kebaikan diatas dunia,
Dan kebaikan kelak di akhirat,
Dan hindarkan hamba
Dari siksa neraka



NASYID MUSAFIR,KEKASIH,HANYA ALLAH (SAPUJAGAD)


MUSAFIR
DOWNLOAD JUGA LAGU NYA DISINI 
DAN DENGARKAN PULA
<embed src="http://www.4shared.com/embed/219585002/1a4c86b7" width="200" height="100" allowfullscreen="false" allowscriptaccess="always" type="application/x-shockwave-flash"></embed>
Bermilyar tahun menunggu,
Terpekur memaku,
Semua luruh,
Sunyi membisu,
Melesat meruang waktu,
Khidhir seberangi samudra biru,
Tiap tahun bertamu,
Di sajadah lusuh,
Di bumi yang beku..

Ya Allah aku memuji-Mu
Ya Allah aku memuji-Mu
Ya Allah aku menuju-Mu
Ya Allah aku menuju-Mu

Bumi langit batin berputar,
Melintas cahaya benderang,
Sergap dada kering iman,
Hingga parah terjungkal,
Tujuh langit terhampar,
Di pintu tadahkan tangan,
Serap sari iman,
‘Tuk zikir bermalam-malam.

Hasbunannallah wani’mal wakiil
Ni’mal maula wani’mannashiir
Hasbunannallah wani’mal wakiil
Ni’mal maula wani’mannashiir

Ya Allah aku memuji-Mu
Ya Allah aku memuji-Mu
Ya Allah aku menuju-Mu
Ya Allah aku menuju-Mu

Bumi langit batin berputar,
Melintas cahaya benderang,
Sergap dada kering iman,
Hingga parah terjungkal,
Tujuh langit terhampar,
Di pintu tadahkan tangan,
Serap sari iman,
‘Tuk zikir bermalam-malam.

Hasbunannallah wani’mal wakiil
Ni’mal maula wani’mannashiir
Hasbunannallah wani’mal wakiil
Ni’mal maula wani’mannashiir

Hasbunannallah wani’mal wakiil
Ni’mal maula wani’mannashiir
Hasbunannallah wani’mal wakiil
Ni’mal maula wani’mannashiir

DAN DENGARKAN PULA NASYID NYA
<embed src="http://www.4shared.com/embed/219584536/887bb4e3" width="200" height="100" allowfullscreen="false" allowscriptaccess="always" type="application/x-shockwave-flash"></embed>

Robbana Yaa Robbana
Rabbana dholamna anfusanaa
Wailan taghfirlaana
Watarhamna lanakunannaa minal khosiriin

Ya Allah Ya Tuhanku
Betapa dholimnya hamba ini
Bila tak kau ampuni
Hamba ini sungguh ternista
Sungguh merugi

Ya Robbi bukan harta, membuatku bahagia
Ya Robbi bukan leluhur, membuatku mulia
Ya Robbi bukan tahta, membuatku tenang jiwa
Kemana aku sandarkjan diri, hanya pada Ilahi
Aku menghamba, cukup hanya Allah

Robbana Yaa Robbana
Rabbana dholamna anfusanaa
Wailan taghfirlaana
Watarhamna lanakunannaa minal khosiriin

Ya Robbi bukan harta, membuatku bahagia
Ya Robbi bukan leluhur, membuatku mulia
Ya Robbi bukan tahta, membuatku tenang jiwa
Kemana aku sandarkjan diri, hanya pada Ilahi
Aku menghamba, cukup hanya Allah

Robbana Yaa Robbana
Rabbana dholamna anfusanaa
Wailan taghfirlaana
Watarhamna lanakunannaa minal khosiriin

KEKASIH

Bila jauh ditunggu datangnya,
Kala dekat disia-sia,
Saling penuh curiga,
Tak ada rasa bahagia,

Itulah kekasih manusia,
Memelihara rasa asmara,
Berisi birahi semata,
Kekasih buah tulusnya cinta,
Bukan manis nafsu belaka……
   
Cinta dan kekasih yang kau lihat,
Itu bukan kekasih hakekat,
Semua adalah fatamorgana sesaat,
Hanya api nafsu yang menyemburat,

Tipuan hitam sesat,
Buah puisi jiwa laknat,
Jauh dari rahmat,
Dihindari malaikat-malaikat,
Diantara dua belikat,
Kekasih sejati saling terikat……

ANAK YATIM
                                                                     Deni Aden 2009

SUNYINYA MALAM TIADA BERBINTANG
INGATKAN AKU PADA AYAH TERCINTA
SOSOK BERJASA BERJASA BIMBING AKU DI DUNIA
YATIMLAH SUDAH KUKINI TANPA DIRINYA

DAN KINI ENGKAU TELAH TIADA
TELAH MENGHADAP MENGHADAP PEMILIK JIWA
SEMOGA MENDAPAT, MENDAPAT TEMPAT
YANG LAYAK YANG LAYAK
DISISI ALLAH, ALLAH AZZA WA JALA

YA ALLAH, TUHAN MAHA PEMAAF
AMPUNKAN DOSA SALAH DAN KHILAF AYAH
BERILAH TEMPAT YANG INDAH,TEDUH NAN DAMAI NAN DAMAI
TRIMALAH SGALA AMAL KEBAIKAN AYAH

JASA JASAMU KAN TERKENANG SELALU
AKAN KUINGAT SAMPAI AKHIR HIDUPKU
PERJUANGANMU TAULADAN BAGI ANAKMU ANAKMU
BEKAL ARUNGI ARUNGI HIDUP YANG SEMU

NASIHATMU KAN TETAP KUKENANG
MENJAGA ADIK-ADIK DAN IBU TERSAYANG
MENJAGA KEHORMATAN DAN NAMA KELUARGA
UNTUK MENUJU MENUJU HIDUP BAHAGIA   


DO’AMU IBU
Deni Aden 2003

IBU… DO’AMU MEMBANGUN SEJUTA HARAPAN
MEMECAH KEANGKUHAN MENCIPTA HENING
MEMBELAH KERAGUAN LELAPKAN TIDUR
SEMBUHKAN LUKA MENYERAP PERCIK AIR MATA

AKU DISINI HADIR DARI RAHIMMU TERCIPTA
MENANGIS SELALU SAAT MULAI TATAP DUNIA
AKAN SLALU KUINGAT WAJAHMU WAHAI IBU
SELAMA-LAMANYA HINGGA HANCUR JIWA DUNIA

AKU HANYA MAMPU BERDO’A
AKU HANYA MAMPU BERUSAHA
DENGAN MENDIDIK ANAKKU KELAK
LEBIH BAIK DARIKU WAHAI IBU

IBU KAU SLALU HADIR DALAM SETIAP MIMPIKU
BERSAMA NYATAKU TUK HADIRKAN KEHANGATAN
DALAM NURANIKU DALAM IMANKU
LEKATLAH SEMUA DALAM SUASANA SANUBARIKU

kirim

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Meunang Ngadesain Cep Teten | Orang Sunda Garut Tea