Friday 13 April 2012

SAPU JAGAD’ BERNASYID BERAWAL DARI ‘ELING KAREPE


Tahun 1999 hijrah ke Yogyakarta. di kota pelajar inilah secara tidak sengaja bertemu dengan Gus Muhammad Basis, salah seorang Budayawan Yogyakarta yang mensuport untuk serius di jalur seni religi. Di tahun ini pula mulai atas inisiatif dan support Gus Muhammad Basis, dibentuk grup nasyid beraliran akustik dengan beberapa teman kuliah dari Riau, Gorontalo, Palembang dan Lombok. Grup yang dibentuk bernama Eling Karepe (sekarang  Sapu Jagad). Eling karepe berasal dari bahasa Jawa, Eling artinya ingat, karepe artinya maunya, maunya ingat, ke barat, ke timur, ke utara, ke selatan, ingat maunya kepada Allah. Begitu filosofis yang diambil oleh Gus Muhammad Basis yang memberi nama Eling karepe. Pada formasi pertama terdiri dari : Harlan Al-Umar, Dandon Al-Ghifari, Azis Maulana, Azis Fakhrudin,Badrul Munir, Pajrin Shihab, Kiswadi dan Arif.

Dimasa awal berdiri, keberadaan Eling Karepe banyak diapresiasi masyarakat Yogyakarta, walau semua personil bersal dari luar Yogyakarta. Berbagai event perlombaan musik reliji di Yogyakarta dan Jawa Tengah banyak diikuti Eling Karepe dan tak jarang menjadi pemenang dalam event tersebut. Sejak kemunculannya, Eling Karepe, grup yang mengambil genre akustik ini, banyak mendapat apresiasi dan diundang untuk mengisi berbagai acara, tidak hanya di Yogyakarta namun juga sampai di luar Jawa seperti Madura, Jambi, Riau, Dll. Bahkan tak jarang Eling Karepe berkolaborasoi dengan seniman muslim/nasyider lainnya seperti Raihan, Snada, Opick Tombo Ati, The Fikr, Tazakka, Justice Voice, Dll.

Ciri khas sebuah nasyid tak begitu mudah untuk diciptakan tanpa adanya keseriusan dan skill dari personilnya. Tak terkecuali dengan Eling Karepe, grup nasyid kota pelajar ini berusaha untuk menghasilkan karya-karya lagu nasyid yang easylistening dan mudah dinikmati. Hal inipun diterapkan Eling Karepe. Eling karepe harus bisa memposisikan dengan baik dimana Eling Karepe tampil, misalnya didaerah Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Eling Karepe lebih banyak membawakan lagu-lagu bernuansa shalawat yang familiar dimasyarakat Jawa. Karya-karya EK banyak didominasi nuansa etnik. Ragam etnik Melayu, Jawa, Sunda, Lombok dan Padang Pasiran.

Bersama Eling Karepe, dengan personil : Mario Oktrianus Rizal,Satria Agust, Tulus Febriand dan Hendra Budiman Tahun 2003, mengeluarkan album perdana bertitel ANAK ADAM, di album inilah salah satu lagunya, Doamu Ibu dan Mulo Elingo sempat menjadi hits dan banyak di request di radio-radio, tidak hanya di Yogyakarta, namun juga di luar Yogyakarta. Beberapa lagu dalam album Eling Karepe seperti Mulo Elingo dan Ajaran Sunan Drajat, terinspirasi dari syair klasik peninggalan Walisongo. Hal inipun kerap diambil sebagai syair oleh musisi Islam lainnya, lagu-lagu tersebut bahkan mencapai hits seperti lagu Tombo Ati yang popular dibawakan dalam nuansa baru oleh Opick dan Lir-Ilir yang populer oleh Cak Nun dan  Kyai Kanjeng.

Dua tahun kemudian, kembali mengeluarkan album kedua yang bertitel SHAUM (2005), lagu-lagu dalam album ini antara lain : Sepertiga malam terakhir, Pangharapan Hamba, Pengakuan Kehinaan dan Doa Sapu Jagad. Khusus Doa Sapu jagad sempat dibawakan
kolaborasi bersama Faris dan Jusvan ‘Justice Voice’ Serta Taqin ‘Fatih’. Tahun 2007, keluar album KINASIH (2007) mencetak hits degan lagunya antara lain : Kinasih, Ajaran Sunan Drajat, Kerudian lagi, Syukur Nikmat, dll.

Pada Ramadhan 1431 H, terjadi pergantian personil Eling Karepe dan perubahan nama menjadi grup Sapu Jagad, sempat rehat selama dua bulan, dimasa transisi inilah, Deni mendapat tantangan baru, yakni tawaran dari produser untuk mengeluarkan album solo bergenre pop religi, dalam kurun waktu dua bulan berhasil dilahirkan album solo sapu Jagad.

“PROMOSIKAN JOGJA LEWAT NASYID”



Gema senandung lagu religi ‘sapu jagad’ belakangan ini tampak sering terdengar, Sejak kemunculanya pada bulan Ramadhan1431 H, lagu nasyid easy listening yang kerap diputar dibeberapa radio dan televisi ini menghiasi chard nasyid tanah air bergema bersama lagu-lagu dari munsyid/ nasyider lainnya.

Yogyakarta, sebagai kota budaya, telah melahirkan banyak musisi dan seniman  ternama, sebut saja nama besar Affandi, maestro seni lukis yang namanya melegenda sampai ke mancanegara. Cak Nun dan Kyai Kanjeng, sebuah icon seni bernafaskan islam yang kehadirannya sangat mewarnai musik religi tanah air, Manthous, seniman jawa yang membawa Jogja dan seni campur sari menjadi seni tradisional yang banyak disukai di Indonesia. di kancah industri musik tanah air, sederetan nama-nama tenar  seperti Sheila On 7, Letto, Jikustik, Seven Teen adalah sekumpulan paramuda dengan talenta bermusik yang tak bisa dipandang sebelah mata dan kehadiranya menjadi idola bagi pecinta musik Indonesia.

Banyak cara dilakukan untuk mempromosikan Jogja di kancah nasional dan mancanegara, salah satunya lewat seni, Bagi pecinta lagu-lagu religi/ nasyid, mungkin tak asing lagi dengan lagu sapu Jagad. Lagu religi syarat makna yang kerap terdengar selama Ramadhan kemarin hingga saat ini, bahkan di beberapa radio muslim tanah air lagu sapu jagad menjadi senandung religi yang banyak di request pendengar. Di Yogyakarta sendiri lagu ini pernah menjadi lagu wajib yang banyak dilombakan selama Ramadhan. Bahkan di dunia maya, video klip sapu jagad sudah banyak di download oleh pecinta lagu-lagu religi/ nasyid. Sukses lagu sapu jagad tentu tak lepas dari kiprah penyenandungnya sendiri. Yaitu, Deni Aden, munsyid asal Yogyakarta yang punya misi promosikan Jogja lewat lagu-lagu religi.

Bersama grup nasyid Eling Karepe (sekarang bernama grup nasyid ‘Sapu Jagad’) yang membesarkannya, Deni Aden sudah mengeluarkan 3 album nasyid dengan aliran akustik. Tahun 2003, mengeluarkan album perdana bertitel ANAK ADAM dengan hitsnya Doamu Ibu. Dua tahun kemudian, kembali mengeluarkan album kedua yang bertitel SHAUM (2005) dengan lagu hitsnya Pengharapan Hamba, lagu-lagu lainnya antara lain : Sepertiga malam terakhir, Shaum, Pengakuan Kehinaan dan Doa Sapu Jagad. Tahun 2007, keluar album KINASIH (2007) mencetak hits degan lagunya antara lain : Kinasih, Ajaran Sunan Drajat, Kerugian lagi, Syukur Nikmat, dll.

Dan pada tahun 2010 lahir album solo bergenre pop religi dengan judul Sapu Jagad, 10 lagu yang diaransemen khusus oleh arranger/musisi senior Yogyakarta Bang Yudhi Bakiak. Adapun semua syair diambil dari kumpulan puisi religi “OASE karya Gus Muhammad Basis. Lagu-lagu dalam album ini antara lain : Sapu Jagad, Hakikat Hidup, Ruh Suci, Nur Muhammad, Kekasih, Musafir, Hanya Allah, Sambung Sanak, Kafirkah Aku dan Anak Cucu Adam.(sjm)





kirim

Powered by Blogger.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Meunang Ngadesain Cep Teten | Orang Sunda Garut Tea