Tahun 1999 hijrah ke
Yogyakarta. di kota pelajar inilah secara tidak sengaja bertemu dengan Gus
Muhammad Basis, salah seorang Budayawan Yogyakarta yang mensuport untuk serius
di jalur seni religi. Di tahun ini pula mulai atas inisiatif dan support Gus
Muhammad Basis, dibentuk grup nasyid beraliran akustik dengan beberapa teman
kuliah dari Riau, Gorontalo, Palembang dan Lombok. Grup yang dibentuk bernama Eling Karepe (sekarang
Sapu Jagad). Eling
karepe berasal dari bahasa Jawa, Eling
artinya ingat, karepe artinya maunya, maunya ingat, ke barat, ke
timur, ke utara, ke selatan, ingat maunya kepada Allah. Begitu filosofis yang
diambil oleh Gus Muhammad Basis yang memberi nama Eling karepe. Pada formasi
pertama terdiri dari : Harlan Al-Umar, Dandon Al-Ghifari, Azis Maulana, Azis
Fakhrudin,Badrul Munir, Pajrin Shihab, Kiswadi dan Arif.
Dimasa awal berdiri, keberadaan Eling Karepe banyak diapresiasi
masyarakat Yogyakarta, walau semua personil bersal dari luar Yogyakarta.
Berbagai event perlombaan musik
reliji di Yogyakarta dan Jawa Tengah banyak diikuti Eling Karepe dan tak jarang
menjadi pemenang dalam event
tersebut. Sejak kemunculannya, Eling Karepe, grup yang mengambil genre akustik ini, banyak mendapat
apresiasi dan diundang untuk mengisi berbagai acara, tidak hanya di Yogyakarta
namun juga sampai di luar Jawa seperti Madura, Jambi, Riau, Dll. Bahkan tak jarang Eling Karepe
berkolaborasoi dengan seniman muslim/nasyider lainnya seperti Raihan, Snada, Opick Tombo Ati, The Fikr,
Tazakka, Justice Voice, Dll.
Ciri khas sebuah nasyid tak begitu
mudah untuk diciptakan tanpa adanya keseriusan dan skill dari
personilnya. Tak terkecuali dengan Eling Karepe, grup nasyid kota pelajar ini
berusaha untuk menghasilkan karya-karya lagu nasyid yang easylistening
dan mudah dinikmati. Hal inipun diterapkan Eling Karepe. Eling karepe harus
bisa memposisikan dengan baik dimana Eling Karepe tampil, misalnya didaerah
Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Eling Karepe lebih banyak membawakan
lagu-lagu bernuansa shalawat yang familiar dimasyarakat Jawa.
Karya-karya EK banyak didominasi nuansa etnik. Ragam etnik Melayu, Jawa, Sunda,
Lombok dan Padang Pasiran.
Bersama Eling Karepe, dengan personil : Mario Oktrianus
Rizal,Satria Agust, Tulus Febriand dan Hendra Budiman Tahun 2003, mengeluarkan
album perdana bertitel ANAK ADAM, di album inilah salah satu lagunya, Doamu Ibu dan Mulo Elingo sempat menjadi hits dan banyak di request di
radio-radio, tidak hanya di Yogyakarta, namun juga di luar Yogyakarta. Beberapa lagu dalam album Eling Karepe seperti Mulo
Elingo dan Ajaran Sunan Drajat, terinspirasi dari syair klasik
peninggalan Walisongo. Hal inipun kerap diambil sebagai syair oleh musisi Islam
lainnya, lagu-lagu tersebut bahkan mencapai hits seperti lagu Tombo
Ati yang popular dibawakan dalam nuansa baru oleh Opick dan Lir-Ilir
yang populer oleh Cak Nun dan Kyai
Kanjeng.
Dua tahun kemudian, kembali mengeluarkan album kedua yang bertitel SHAUM
(2005), lagu-lagu dalam album ini antara lain : Sepertiga malam terakhir, Pangharapan Hamba, Pengakuan Kehinaan dan Doa
Sapu Jagad. Khusus Doa Sapu jagad sempat dibawakan
kolaborasi bersama Faris
dan Jusvan ‘Justice Voice’ Serta
Taqin ‘Fatih’. Tahun 2007, keluar album KINASIH (2007) mencetak hits degan
lagunya antara lain : Kinasih, Ajaran
Sunan Drajat, Kerudian lagi, Syukur Nikmat, dll.
Pada Ramadhan 1431 H, terjadi pergantian personil Eling Karepe
dan perubahan nama menjadi grup Sapu Jagad, sempat rehat selama dua bulan,
dimasa transisi inilah, Deni mendapat tantangan baru, yakni tawaran dari
produser untuk mengeluarkan album solo bergenre
pop religi, dalam kurun waktu dua bulan berhasil dilahirkan album solo sapu
Jagad.